Pages

Saturday, April 12, 2014

Siapa Berani Jegal Ambisi La Decima Real Madrid ?


CATATAN: Siapa Berani Jegal Ambisi La Decima Real Madrid?
"Usai membekap Dortmund dengan sekali tebas, jalan mulus menuju gelar Eropa kesepuluh kini terbuka lebar-lebar bagi Los Blancos"

Mereka masih tampak berlubang di belakang. Ada pula yang beranggapan mereka belum bertemu dengan lawan yang sepadan di kompetisi ini. Akan tetapi, Real Madrid baru saja membuat langkah raksasa ke semi-final Liga Champions usai menggilas Borussia Dortmund 3-0, Kamis (3/4) dini hari WIB. Kini, Los Blancos wajib dipertimbangkan sebagai penantang serius juara untuk mengakhiri penantian trofi Eropa kesepuluhnya pada Mei mendatang.

Kemenangan nyaman yang berbau balas dendam di Santiago Bernabeu itu secara keseluruhan mungkin tidak mewakili anggapan bahwa Madrid adalah calon terkuat juara Liga Champions. Tetapi, melihat cara dan proses yang mereka lakukan, ada isyarat bahwa Madrid siap meledak di saat yang tepat. Seperti saat mereka mampu menemukan peluang demi peluang, mencapai keberuntungan, dan akhirnya sukses menyudahi perlawanan pasukan Jurgen Klopp.

Sebenarnya, Dortmund langsung membuat Madrid berdebar-debar hanya beberapa saat setelah kick-off. Namun, Madrid langsung tancap gas begitu Gareth Bale menyontek umpan silang dari Dani Carvajal di menit ketiga, memanfaatkan kelalaian Erik Durm dalam menjaga Karim Benzema. Isco lalu menggandakan keunggulan setelah menerima sodoran Xabi Alonso. Gol kedua ini berawal dari kegagalan Henrikh Mkhitaryan dalam mempertahankan bola di daerahnya sendiri.

Die Schwarzgelben tentu saja punya peluang, hanya saja mereka tak punya penyelesaian akhir yang mematikan ketika saatnya tiba. Seperti beberapa peluang emas dari Pierre-Emerick Aubameyang, Mkhitaryan, dan Marco Reus yang seharusnya bisa menyumbang gol tandang nan berharga itu. Lalu segalanya berakhir setelah Luka Modric memberikan terobosan kepada Cristiano Ronaldo untuk mencetak gol Eropanya ke-14 musim ini, menyamai rekor sebelumnya yang dipegang Lionel Messi.


CR14 | Rasio gol Cristiano Ronaldo di Liga Champions musim ini sudah mencapai 50,7 menit setelah ia menceploskan gol ke-14 saat melawan Dortmund.

Berbeda dengan La Pulga yang mengemasnya dalam 11 laga, CR7 sanggup mengumpulkannya hanya dalam delapan penampilan. Dengan rataan fantastis satu gol setiap 50,7 menit inilah Ronaldo memiliki rasio gol tertinggi sepanjang sejarah pergelaran Liga Champions. Jika lini depan sudah beres, bagaimana dengan pertahanan?

Setiap kali Madrid diserang, mereka mampu meresponnya dengan baik. Clean sheet Iker Casillas tak bisa dilepaskan dari Pepe yang tampil impresif, termasuk melakukan tekel tepat sebelum Mkhitaryan sempat menembak bola di depan gawang Saint Iker. Meski demikian, perbaikan tetap perlu dilakukan di belakang, mengingat Dortmund -- yang tanpa beberapa pemain intinya -- tetap sanggup melepas 12 tembakan.

Dengan demikian, pasukan Carlo Ancelotti mampu merespon sempurna dari kekalahan menyakitkan di semi-final musim lalu sebagaimana Robert Lewandowski menginspirasi kelolosan Dortmund ke final. Dan Madrid seharusnya bisa mencetak lebih banyak gol di laga ini - tercatat mereka melepas 11 tembakan tepat sasaran ke gawang Roman Weidenfeller.

Madrid menang dengan tiga gol meski hanya menampilkan 80 persen kemampuan totalnya. Bahkan Ronaldo, yang terkenal enggan diganti, keluar lapangan tanpa ada komplain sedikitpun setelah Ancelotti memutuskan untuk menggantikannya dengan Casemiro akibat cedera lutut ringan.

Semua itu menandakan bahwa Madrid memang sudah mengunci kemenangan di leg pertama sejak menit pertama hingga menit terakhir. Demi La Decima bulan depan, Madrid tentu harus lebih baik lagi. Tetapi sejauh ini, mereka telah menjadi tim yang tampil terbaik dan yang paling meyakinkan di perempat-final pekan ini.

Satu-satunya penantang serius Madrid di kompetisi ini mungkin adalah Bayern Munich. Anak asuh Pep Guardiola ini masih dianggap favorit untuk melanggengkam rezim sebagai penguasa Eropa yang mereka raih musim lalu. Madrid tampak menjadi tim yang paling pantas mencegah raksasa Jerman itu mencatat sejarah sebagai tim pertama yang meraih gelar Liga Champions secara back-to-back.



0 komentar:

Post a Comment