Perlu diketahui ular yang berbisa tinggi dan mematikan memiliki tipe gigi Proteroglypha dan Solenoglypha. Kandungan protein yang keluar pada taring ular merupakan bisa ular, Jika manusia tergigit kelompok ular ini adalah segera mengeluarkan bisa keluar dari tubuh, hambat laju racun ke jantung serta secepat mungkin mendapatkan pertolongan pertama yang tepat dan benar. Ada beberapa hal yang dapat membedakan ular yang berbisa tinggi dan berbisa rendah. Namun beberapa ciri berikut ini masih bisa dijadikan patokan menilai tinggi tidak kader racun dari bisa ular, walau tingkat bahaya belum secara tepat menunjukkan tingkatan bisa ular namun sedikit banyak kita memiliki gambaran jika mendapat serangan gigitan ular tanpa sengaja.
Untuk Ular yang dianggap memiliki dan berbisa rendah memiliki ciri sebagai berikut :
- Gerakannya cepat, takut pada musuh, dan sedikit agresif
- Beraktifitas banyak pada siang hari / diurnal.
- Membunuh mangsanya kebanyakan dengan membelit
- Bentuk kepalanya bulat telur / oval.
- Tidak memiliki taring bisa / gigi taring
- Gigitannya tidak mematikan
- Biasanya setelah menggigit ular langsung lari
Untuk Ular yang berbisa tinggi memiliki ciri sebagai berikut :
- Gerakannya badannya agak lambat, tenang dan penuh percaya diri
- Kebanyakan beraktifitas pada malam hari / nocturnal.
- Membunuh mangsanya dengan menggigit untuk menyuntikkan racun / bisa nya.
- Bentuk kepalanya cenderung segitiga sempurna atau lancip.
- Pasti memiliki gigi taring dan racun / bisa sangat mematikan.
- Kanibal
- Biasanya setelah menyerang dan menggigit masih tinggal ditempat tersebut.
- Dan melakukan gerakan menyerang jika diusir dan gerakannya sangat cepat.
Tetapi ada hal yang keluar dari kriteria diatas :
1. Ada yang berbisa tinggi, tetapi kepalanya oval (bulat telur), sangat agresif, keluar dan beraktifitas
siang dan malam hari diantaranya :
- Ular King Kobra – Ophiophagus hannah
- Ular Kobra Naja naja sputratix
2. Ular berbisa tinggi dengan kepala oval dan gerakannya tenang :
- Ular weling – Bungarus candidus
- Ular welang – Bungarus fasciatus
- Ular picung/pudak seruni
- Semua jenis ular laut
3. Tidak berbisa dan beraktifitas siang dan malam hari serta memiliki gerakan lamban :
- Semua jenis ular phyton dan ular boa
- Ular Pelangi – Xenopeltis unicolor
Jadi tetap waspada setiap berhadapan dengan ular atau ketika ditempat tempat yang disinyalir tempat tinggal
ular berbahaya, apalagi dimusim kering dan kemarau seperti sekarang, biasanya ular bersembunyi dibalik daun kering, sekitar akar pohon basah, tanah kering yang menyembul keatas, pohon dan tumpukan barang, dan daerah yang mengandung atau tempat yang ada sumber mata air. atau tempat dengan genangan air karena ular selalu mendekati tempat seperti ini untuk mencari makanan apalagi dimusim kemarau.
Berikut Tips jika mendapat serangan gigitan Ular :
Gigitan ular pada manusia memang harus segera ditindak lanjuti dengan cepat, untuk yang sudah mengerti dan mengenal ular sekalipun.jika penanganan efek gigitan ular berbisa tinggi dilakukan dengan lambat dan salah, maka dapat menyebabkan dampak yang fatal bagi korban. Efek gigitan racun / bisa ular ke tubuh manusia selain ditentukan oleh kadar bisa/racun itu sendiri juga dipengaruhi dari daya tahan tubuh manusia yang digigit. Semakin baik “pertahanan” alami atau antibody yang dimiliki dan semakin sehat metabolisme tubuh manusia maka efek gigitan akan berkurang, Jika dibandingkan dengan korban yang memiliki imunitas redah atau sedang dalam kondisi tidak fit karena capek atau sakit.
- Jangan panik dan berusaha tetap tenang.
- Segera menghindar dari ular tersebut untuk menghindari serangan ular tersebut.
- Segera beri balutan sekuat mungkin pada bagian yang mengarah kejantung untuk menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung.
- Tenangkan korban atau diri sendiri jangan banyak melakukan gerakan yang menguras tenaga dan mempercepat detak jantung
- Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)
- Beri obat antiseptik.
- Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
- Beri vitamin tambahan
- Jika perlu, tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar cepat kering
- Ingat dan kenali ular yang menggigit, ini sangat penting untuk proses memberi pengobatannya.
- Cari tempat terdekat seperti kerumah sakit, atau puskemas atau pawang ular / orang yang paham betul dengan ular.
- Hal yang patut diwaspadai jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata, berarti berbisa tinggi.
- Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka banyak berarti tidak berbisa.
- Atau jika tidak dapat mengenali jenis ular, anggap bahwa itu ular yang berbisa tinggi dan mematikan.
- jika perlu bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian medis untuk dianalisa.
Efek gigitan ular adalah sebagai berikut :
Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka, perubahan warna, dan jika kondisi tubuh tidak fit, akan terasa demam panas – dingin sekitar 2 – 7 hari.
Bila tergigit ular besar seperti ular pyhton, ular sawah akan mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka
sobek.
- Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah pendarahan, lebih baik dalam posisi
berbaring
- Hentikan Pendarahan dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan terbuka atau dapat pula dengan teknik torniquet.
- Istirahatkan dan tenangkan korban
- Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan pendarahan agar tidak terbuka lagi.
- Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
- Beri vitamin tambahan, "Ingat" ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak darah.
- saat melepas gigitan dari korban, jangan paksakan dengan menarik kepala ular, tapi harus dibuka mulutnya.Perhatikan juga belitan ular.
Efek bila tergigit ular yang berbisa tinggi :
Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular.
Efek gigitan pada umumnya :
- Pembengkakan pada luka, diikuti perubahan warna
- Rasa sakit di seluruh persendian tubuh
- Mulut terasa kering
- Pusing, mata berkunang – kunang
- Demam, menggigil
- Efek lanjutan akan muntah, lambung dan liver (hati) terasa sakit, pinggang terasa pegal, akibat dari usaha
ginjal membersihkan darah.
Penanganan jika tergigit ular dengan efek di atas dan jauh dari tempat pertolongan hutan misalnya :
- Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung
- Ikat diatas luka sampai berkerut Setiap 10 menit lalu kendurkan 1 menit
- Buat luka baru dengan kedalaman sekitar 1 cm dengan pisau, cutter, silet ( sterilkan dengan dibakar dengan
api atau dipanaskan ) atau sesuaikan kondisi. - Buat luka pada mulai dari bagian atas, melalui lubang luka
akibat taring. ( irisan luka baru jangan horisontal tetapi vertikal ).
- Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka baru. korban akan terasa sangat
kesakitan, sehingga perlu dilakukan dengan hati – hati tetapi tetap berlanjut. Saat mengurut, ikatan dapat
dikendurkan. Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan batang pohon pisang yang masih muda.
- Sangat tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan menyedot melalui mulut. Karena itu sangat beresiko pada si penolong karena racun dapat mengkontaminasi mulut, gigi, gusi bahkan tertelan hingga lambung dan usus.
- Proses itu dilakukan berulang – ulang hingga darah berwarna merah kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna merah segar.
- Evakuasi korban. Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa ular lebih lanjut atau dapat pula
dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan suntikan antivenom yang tepat. Usahakan mendapatkan
antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit (haemotoxin atau neurotoxin)
- Informasikan pada dokter bila korban elergi terhadap obat tertentu, identifikasi.
Tidak semua efek gigitan berbisa tinggi seperti di atas. Jika yang diserang hanya syaraf, maka tidak terjadi
pembangkakan, demam, pusing, muntah dan lain lain. Penanganan gigitan ular jenis welang / weling, ular laut, ular pudak seruni membutuhkan teknik khusus karena spesifikasi racunnya berbeda.
Semoga bermanfaat, jika ada kekurangan dan kesalahan tolong diperbaiki agar bisa berguna buat sesama.
0 komentar:
Post a Comment